
Puluhan mitra dari berbagai sektor, mulai dari hotel, pelaku usaha hingga perorangan, telah menyatakan komitmennya menjadi donor dalam program Food Bank Lumbung Mataraman milik Pemerintah Kota Yogyakarta. Program ini menjadi bagian dari program Quick Win 100 hari kerja Wali Kota Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Wawan Harmawan, dengan tujuan menyalurkan makanan layak konsumsi kepada warga yang membutuhkan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi, mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada sekitar 31 hotel, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Rabu Berkah Korpri Kota Yogyakarta, Ultra Medika, serta sejumlah mitra personal yang siap menjadi penyumbang tetap.
“Untuk sementara itu yang sudah berkomitmen jadi mitra donor Food Bank Lumbung Mataraman,” ujar Sukidi saat dikonfirmasi pada Kamis (8/5/2025).
Food Bank Lumbung Mataraman dijadwalkan akan resmi diluncurkan pada pertengahan Mei 2025. Saat ini, Pemkot terus mematangkan persiapan teknis, termasuk sistem distribusi dan pengujian kelayakan makanan. Untuk menjamin keamanan konsumsi, semua makanan yang didonasikan akan melewati uji organoleptik, yaitu pengujian berbasis indera seperti penglihatan, penciuman, rasa, dan sentuhan.
“Uji kelayakan makanan dilakukan terhadap semua makan atau bahan pangan berlebih yang didonorkan. Uji organoleptic adalah pengujian suatu produk menggunakan indra seperti penglihatan, penciuman, pengecapan dan sentuhan. Uji ini untuk mengevaluasi sifat-sifat indrawi produk warna, aroma, rasa, dan tekstur,” jelasnya.
Jika makanan tidak memenuhi standar kelayakan, maka akan langsung dibuang. Namun, makanan yang dinyatakan aman dan layak akan segera disalurkan. Sukidi menambahkan, durasi antara pengambilan makanan dari donor hingga ke penerima akan diupayakan secepat mungkin agar kualitas tetap terjaga. Untuk makanan seperti roti dan kue yang masih bisa bertahan, akan disimpan di cold storage jika belum sempat didistribusikan pada hari yang sama.
Distribusi makanan ini nantinya juga akan melibatkan sejumlah relawan, antara lain mahasiswa dari komunitas Berbagi Bites Jogja, Baznas Kota Yogyakarta bersama relawan dari masjid binaan, mahasiswa magang, komunitas Sego Mubeng, serta pegawai Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta.
Sasaran utama penerima bantuan makanan dari Food Bank Lumbung Mataraman adalah warga lanjut usia prasejahtera, keluarga miskin, dan penyandang disabilitas. Data sementara mencatat jumlah lansia mencapai 1.802 jiwa, warga prasejahtera 28.792 jiwa, dan penyandang disabilitas sekitar 3.089 jiwa.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjelaskan bahwa konsep Food Bank ini muncul dari kesadaran bahwa Kota Yogyakarta tidak memiliki lahan pertanian luas, namun memiliki sumber daya manusia yang dapat digerakkan untuk saling membantu.
“Kami siap untuk jemput bola. Misalnya ada hotel ada makanan berlebih bisa menghubungi Dinas Pertanian dan Pangan. Nanti makanan dibagikan kepada janda-janda tua dan fakir miskin. Kami tidak ingin merepotkan. Kalau ada kelonggaran rezeki ada yang tidak dimakan, tapi masih layak dimakan maka kami akan menerima itu,” tegasnya.
Hasto pun menambahkan, jumlah janda tua yang hidup dalam kondisi miskin dan tidak memiliki akses mobilitas cukup banyak di Kota Yogyakarta. Mereka pun akan menjadi prioritas utama dalam distribusi bantuan dari program Food Bank Lumbung Mataraman.