
TUGUJOGJA – Musim kemarau tahun ini menghantam Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Bantul, dengan kejam. Bendungan Sungai Progo jebol beberapa waktu lalu. Kini, banyak sumur warga mengering total. Air bersih menjadi barang langka yang sangat mahal harganya bagi mereka.
Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, tidak menutup mata. Jumat, 25 Juli 2025, ia turun langsung ke Trimurti membawa enam tangki air bersih bersama jajarannya.
Novita menyalurkan air bersih dengan menggunakan truk tangki milik Tagana Kabupaten Bantul. Kapolsek Srandakan, Kompol Edi Mulyono, ikut mendampingi proses distribusi bantuan itu.
Sumur di Trimurti Mengering
Novita menyaksikan sendiri sumur-sumur warga yang hanya menyisakan lumpur kering di dasarnya. Ia merasakan betapa berat derita warga yang tidak bisa mandi, memasak, mencuci, apalagi meminum air yang layak. Kekeringan di Trimurti menjadi ancaman nyata bagi kesehatan dan kelangsungan hidup masyarakat di sana.
“Musim kemarau membuat sebagian wilayah Kalurahan Trimurti kekurangan air bersih. Banyak sumur mengering. Masyarakat kesulitan mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari,” kata Novita.
Polres Bantul tidak hanya menyalurkan air bersih. Novita juga membawa 60 buis beton untuk membantu warga memperdalam sumur mereka. Novita berharap buis beton itu bisa memunculkan kembali mata air yang mati suri akibat jebolnya Bendungan Sungai Progo.
“Kami menyalurkan buis beton agar warga bisa memperdalam sumurnya, sehingga air bisa keluar lagi. Kami juga membawa enam tangki air bersih untuk kebutuhan mendesak warga Trimurti,” ujarnya.
Polri Hadir bagi Masyarakat
Novita menegaskan Polri memiliki tanggung jawab moral dan sosial di samping menegakkan hukum. Ia memastikan Polres Bantul akan selalu hadir membantu masyarakat yang terancam keselamatan hidupnya.
Ia tidak ingin ada warga Trimurti yang jatuh sakit karena memaksakan diri minum air keruh atau air hujan yang ditadah sekenanya.
“Bantuan ini semoga meringankan beban warga. Kami ingin menumbuhkan semangat gotong royong dan kebersamaan. Polri selalu hadir melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, terutama dalam situasi darurat kemanusiaan seperti ini,” tandasnya.
Lurah Trimurti, Agus Purwaka, menuturkan bahwa jebolnya Dam Srandakan menjadi awal dari bencana kekeringan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Agus mengakui warganya benar-benar kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih sejak musibah itu melanda.
“Kami sangat kesulitan bulan ini. Bantuan Polri sangat bermanfaat. Ini sentuhan yang luar biasa untuk kami. Semoga amal ibadah Kapolres Bantul dan jajarannya mendapatkan balasan setimpal dari Allah SWT.,” kata Agus.
Warga Trimurti kini berjuang bangkit. Mereka menurunkan buis beton ke dasar sumur-sumur mereka satu per satu. Harapan mereka, air bersih segera kembali mengalir, agar anak-anak bisa mandi dan minum tanpa rasa takut.
Mereka juga berharap bendungan Sungai Progo yang jebol bisa segera diperbaiki agar tidak lagi menimbulkan bencana yang lebih besar di masa mendatang. (ef linangkung)