
TUGUJOGJA— Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menggelar Acara Puncak Peringatan Hari Kartini Tahun 2025 dengan tema Perempuan Berdaya untuk Gunungkidul Raya.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mengapresiasi kontribusi perempuan sekaligus mendorong keterlibatan aktif mereka dalam pembangunan daerah.
Rangkaian Hari Kartini di Gunungkidul
Rangkaian peringatan berawal sejak 17 April 2025, melalui Lomba Mewiru Jarik dan Pemakaian Ageman Gagrak Ngayogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa serta memperkenalkan nilai-nilai adat kepada generasi muda.
“Pada tanggal 17 sudah diselenggarakan lomba mewiru jarik, pemeriksaan kesehatan, dan pertunjukan Ngadi Busono Gagrak Ngayogyakarta Jangkep Kakung Waodyo,” jelas Ketua Panitia Hari Kartini 2025, dr. Dewi Irawaty, M.Kes.
Ia juga menjabat sebagai Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Gunungkidul.
Kemudian, ia menegaskan bahwa peringatan Hari Kartini tidak hanya menggugah semangat pelestarian budaya, tetapi juga menjadi simbol penghormatan terhadap nilai-nilai luhur bangsa dan perempuan yang berdaya.
Sebagai bentuk apresiasi, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memberikan Penghargaan Bupati kepada sejumlah Tokoh Perempuan Inspiratif yang diumumkan secara langsung dalam acara puncak.
Sambutan Bupati
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih hadir dan memberikan sambutan. Ia menegaskan pentingnya peran perempuan sebagai motor penggerak dalam pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
“Tema ini mencerminkan komitmen kita bersama untuk menjadikan perempuan sebagai agen perubahan. Mereka telah hadir dan memberi dampak nyata di berbagai bidang, dari pertanian, pendidikan, usaha kecil, hingga kepemimpinan,” ujar Bupati.
Ia juga mengutip pesan RA Kartini, habis gelap terbitlah terang, sembari mengajak seluruh masyarakat untuk terus belajar, bersuara, dan berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah.
Namun, lanjut Endah, pemberdayaan perempuan tidak cukup hanya dengan menyediakan ruang partisipasi.
Pemerintah harus hadir melalui program-program peningkatan kapasitas, dukungan ekonomi keluarga, perlindungan perempuan dan anak, serta pemenuhan akses pendidikan dan layanan kesehatan.
“Pemberdayaan yang sejati lahir dari keberpihakan yang nyata,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Bupati mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menyalakan semangat Kartini dan mencintai Gunungkidul lewat karya dan pengabdian.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah,” pesannya mengutip Bung Karno.
Acara berlangsung meriah dan penuh semangat. Ini menjadi bukti bahwa perempuan Gunungkidul siap menjadi pilar utama dalam mewujudkan Gunungkidul Raya yang adil, makmur, lestari, dan berkeadaban. (ef linangkung)