
TUGUJOGJA – Di tengah kesibukan aktivitas para pedagang serta pengunjung yang berlalu lalang di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, tersimpan sebuah kisah sejarah yang nyaris terlupakan.
Di salah satu sudut pasar legendaris di Jogja ini, berdiri sebuah batu nisan tua yang berasal dari masa penjajahan Belanda.
Ini merupakan batu nisan Johanna yang kini menjadi jejak peninggalan kolonial yang tetap bertahan di tengah perubahan zaman.
Batu Nisan Kolonial di Tengah Pasar Tradisional
Batu nisan tersebut bukanlah sekadar benda tak berarti.
Sebab, konon dulunya kawasan lokasi batu nisan tersebut pernah berfungsi sebagai kompleks pemakaman warga Belanda.
Namun seiring berjalannya waktu, fungsinya berubah drastis.
Akan tetapi, satu nisan tetap bertahan dan menjadi saksi bisu dari sejarah tersebut.
Batu nisan itu diketahui milik seorang bayi bernama Johanna Albertina Van Affelen.
Berdasarkan tulisan yang terukir di permukaannya, Johanna lahir pada tanggal 28 September 1865 dan meninggal dunia pada 9 Juli 1866, di usia yang belum genap satu tahun.
Kisah yang Mengiringi Nisan Johanna
Keberadaan batu nisan ini tak hanya nampak unik karena nilai sejarahnya, tetapi juga karena menyimpan kisah misterius yang terus hidup dalam cerita warga sekitar.
Konon, batu nisan Johanna pernah beberapa kali dipindahkan oleh petugas.
Namun, kejadian aneh selalu menyusul setelahnya.
Salah satu kisah yang cukup dikenal adalah tentang seorang petugas keamanan yang memindahkan nisan tersebut dari tempat aslinya.
Tak lama berselang, petugas tersebut diliputi rasa takut akibat mengalami berbagai kejadian ganjil, seperti mencium aroma wewangian tanpa sumber yang jelas.
Akhirnya, karena tidak tahan dengan gangguan yang dirasakan, ia memutuskan mengembalikan batu nisan itu ke lokasi semula di area Pasar Beringharjo.
Masih Misteri
Cerita tentang batu nisan Johanna Albertina Van Affelen menjadi bukti bahwa sejarah tidak selalu hadir dalam bentuk yang mencolok.
Dan ti tengah aktivitas ekonomi yang berlangsung setiap hari, keberadaan batu nisan ini menjadi pengingat bahwa kawasan Pasar Beringharjo bukan sekadar tempat transaksi.
Akan tetapi juga sebagai ruang yang menyimpan jejak masa lalu.
Percaya atau tidak akan kisah-kisah misterius yang mengiringinya adalah pilihan masing-masing individu.
Namun satu hal yang pasti bahwa kini keberadaan nisan Belanda ini merupakan salah satu peninggalan kolonial yang masih tersisa di jantung Kota Yogyakarta.***