Triple Crown, Mahkota Langka di Pacuan Kuda: Mengapa Sulit Diraih dan Kenapa Begitu Bergengsi?

Bagikan :
King Argentine berpeluang cetak sejarah sebagai kuda ketiga peraih Triple Crown Indonesia pada Indonesia Derby 27 Juli 2025.

TUGU JOGJA – Di dunia pacuan kuda, ada satu pencapaian yang dianggap sebagai puncak kejayaan dan hanya dapat diraih oleh kuda-kuda terbaik dalam satu musim balap: Triple Crown.

Gelar ini bukan hanya soal menang tiga kali, tapi soal menaklukkan rangkaian balapan berbeda dalam waktu terbatas, tantangan yang hanya sedikit yang sanggup menjawabnya.

Kini, Indonesia kembali berada di ambang sejarah, menantikan apakah tanggal 27 Juli mendatang akan menjadi saksi munculnya juara Triple Crown ketiga sepanjang sejarah.

Apa Itu Triple Crown dan Mengapa Begitu Sulit Diraih?

Triple Crown mengacu pada keberhasilan memenangkan tiga balapan utama dalam satu musim oleh kuda pacu berusia tiga tahun.

Karena hanya diberikan kepada kuda usia tersebut, maka peluang untuk meraihnya hanya datang sekali seumur hidup. Tidak ada ulangan musim berikutnya, hanya satu musim, satu kesempatan, satu mimpi.

Tantangan meraih Triple Crown sangat besar. Setiap balapan memiliki jarak berbeda, sehingga dibutuhkan keseimbangan antara kecepatan dan daya tahan.

Selain itu, jarak waktu antar balapan yang singkat mempersulit proses pemulihan kuda. Belum lagi lawan-lawan yang dihadapi pun merupakan kuda-kuda terbaik dari angkatan yang sama, menciptakan kompetisi yang sangat ketat.

Faktor eksternal seperti kondisi lintasan, cuaca, start yang buruk, hingga tekanan media juga ikut memengaruhi performa. Maka tak heran, hanya sedikit kuda yang berhasil mencatatkan namanya sebagai juara Triple Crown, baik di Indonesia maupun di berbagai negara lainnya.

Baca juga  Misteri Masjid Sulthoni Wotgaleh: Lokasi Sakral yang Konon Pesawat Akan Jatuh Jika Melewatinya

Triple Crown di Berbagai Negara: Bukti Superioritas Kuda Pacu

Triple Crown bukan hanya ada di Indonesia. Di berbagai negara, istilah ini juga menjadi simbol supremasi tertinggi di arena balap.

  • Amerika Serikat punya tiga balapan legendaris: Kentucky Derby (1.600 meter), Preakness Stakes (1.900 meter), dan Belmont Stakes (2.400 meter). Hanya 13 kuda yang berhasil meraih gelar ini dalam sejarah, dengan Justify sebagai peraih terakhir pada 2018.

  • Inggris, sebagai tempat lahir pacuan kuda modern, memiliki rangkaian Triple Crown yang sangat prestisius: 2000 Guineas Stakes, The Derby, dan St. Leger Stakes. Namun sejak 1970, tidak ada lagi kuda yang mampu menyapu bersih tiga balapan tersebut. Camelot hampir saja meraihnya pada 2012, namun gagal di langkah terakhir.

  • Jepang memiliki Triple Crown yang dikenal sebagai Sambakan, dengan tiga balapan utama: Satsuki Shō, Tokyo Yūshun, dan Kikuka Shō. Hanya delapan kuda jantan yang pernah menorehkan prestasi ini, termasuk Contrail pada 2020.

    Jepang juga memiliki Triple Tiara untuk kuda betina. Nama-nama seperti Apapane, Gentildonna, hingga Liberty Island (2023) menjadi ratu dalam sejarah balap kuda Jepang.

  • Australia menawarkan dua jalur Triple Crown. Untuk kuda jantan usia 3 tahun: Randwick Guineas, Rosehill Guineas, dan Australian Derby. Sementara untuk sprinter: Lightning Stakes, Newmarket Handicap, dan TJ Smith Stakes. Gelar ini sangat jarang dicapai karena kualitas pesaing yang merata.

  • Hong Kong menawarkan tantangan tersendiri karena Triple Crown terbuka bagi kuda dewasa. Tiga laga yang harus dimenangkan adalah: Stewards’ Cup, Citi Hong Kong Gold Cup, dan Champions & Chater Cup. Hingga 2025, hanya dua kuda berhasil menyapu bersih semuanya: River Verdon (1994) dan Voyage Bubble (2025).

Baca juga  Okupansi Hotel DIY Libur Paskah 2025 Belum Sesuai Harapan, Baru Berkisar 50 Persen

Triple Crown Indonesia: Peluang Sekali Seumur Hidup

Di Indonesia, konsep Triple Crown diadaptasi melalui tiga tahapan lomba: Seri I (April, 1.200 meter), Seri II (Mei, 1.600 meter), dan Indonesia Derby (Juli, 2.000 meter).

Meski jaraknya lebih pendek dibandingkan negara lain, namun tantangannya tetap besar. Pasalnya, kuda hanya punya satu musim untuk mencapainya.

Hingga kini, hanya dua kuda yang berhasil mengukir sejarah: Manik Trisula (2002) dan Djohar Manik (2014). Beberapa kuda sempat mendekati prestasi ini namun gagal di salah satu leg, seperti King Master, King Runny Star, Nara Asmara, hingga Queen Thalassa. Bahkan ada juga yang hanya gagal di awal seperti Pesona Nagari dan Bintang Maja.

“Dari situ kita lihat, begitu sulit meraih Triple Crown Indonesia,” ungkap Ketua Komisi Pacu PP PORDASI, Ir. H. Munawir.

Munawir menambahkan bahwa sistem Triple Crown Indonesia memang dirancang sesuai dengan karakteristik kuda lokal. Jarak Indonesia Derby hanya 2.000 meter, lebih pendek dari standar internasional agar tidak memberatkan stamina kuda lokal.

Baca juga  Libur Sekolah: Goa Pindul Sepi, Jumlah Pengunjung Anjlok Dibanding Tahun Lalu

“Realistis saja. Karena kuda-kuda di sini belum kuat jaraknya sepanjang itu,” jelas Munawir.

Adapun usia peserta juga dibatasi: hanya kuda pacu berusia 3 tahun yang berhak mengikuti Triple Crown Indonesia. “Artinya, seekor kuda hanya punya satu kali peluang seumur hidup untuk menjadi juara Triple Crown,” lanjutnya.

King Argentine dan Harapan Baru di Indonesia Derby 2025

Kini, sorotan tertuju pada kuda King Argentine, yang telah memenangkan Triple Crown Serie 1 dan Serie 2 dalam gelaran Indonesia’s Horse Racing (IHR).

Jika berhasil menjuarai IHR–Indonesia Derby pada 27 Juli mendatang, maka King Argentine akan menjadi kuda ketiga yang mencatatkan sejarah sebagai peraih Triple Crown Indonesia.

Triple Crown bukan sekadar tiga kemenangan. Gelar ini adalah simbol dari kesempurnaan: kecepatan, daya tahan, strategi matang, dan keberuntungan yang menyatu.

Banyak yang mencobanya, sangat sedikit yang berhasil. Kini, Indonesia hanya tinggal menunggu, akankah tanggal 27 Juli 2025 menjadi momentum lahirnya legenda baru di lintasan pacuan kuda Tanah Air.***

Berita Terbaru

kecelakaan nmax
Pengendara N-Max Kehilangan Nyawa Seketika usai Tabrak Bokong Truk Bermuatan di Jalan Yogya–Wates
6100584037459545488
Jogja Fashion Week 2025 Hadirkan 67 Brand Lokal, Komunitas Difabel, hingga Warga Binaan
6100584037459545466
Cegah Konflik Sosial, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Mobil Keliling LK3 untuk Perkuat Ketahanan Keluarga
szabo-viktor-vGE0yrnR9ac-unsplash
Soal dan Jawaban Modul 3.3 Pelatihan Anti Bullying Kemenag 2025
glenn-carstens-peters-npxXWgQ33ZQ-unsplash (2)
Cara Verval Ijazah di Info GTK 2025 Sesuai Kemendikbudristek, Cek Selengkapnya di Sini

TERPOPULER

blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
6100584037459545306
Curi Laptop Anggota PSHT, Residivis di Bantul Ini Ternyata Sudah 8 Kali Beraksi!