
TUGUJOGJA – Kabupaten Bantul menyalakan semangat baru di usianya yang ke-194 dengan mengusung visi penuh makna: “Bantul Bumi Satriya, Sawiji Ambuka Kertaning Praja.”
Pemerintah menggelar upacara peringatan Hari Jadi Kabupaten Bantul di Lapangan Trirenggo, tepat di depan rumah dinas Bupati, dengan nuansa budaya Jawa yang begitu kental.
Pemerintah Kabupaten Bantul mewajibkan seluruh peserta upacara mengenakan busana Jawa Gagrak Ngayogyakarto Hadiningrat. Panitia menyiapkan rangkaian upacara sepenuhnya menggunakan bahasa Jawa.
Pemerintah juga menghadirkan pertunjukan seni tradisional yang memukau dan menampilkan kirab agung yang menegaskan kebesaran Bantul sebagai Bumi Satriya.
Bupati Bantul, H. Abdul Halim Muslih, berdiri tegak di mimbar upacara. Ia menegaskan tema “Bantul Bumi Satriya, Sawiji Ambuka Kertaning Praja” menjadi simbol kesungguhan pemerintah untuk membangun masyarakat Bantul yang maju, kuat, demokratis, dan sejahtera dengan berlandaskan keberagaman serta budaya istimewa.
Halim mengajak seluruh masyarakat Bantul bersatu padu menghidupkan visi tersebut demi membuka gerbang kesejahteraan bersama.
Halim menatap seluruh peserta upacara dengan tatapan penuh keyakinan. Ia menegaskan bahwa pemerintah ingin menanamkan nilai-nilai satriya kepada generasi muda agar mereka tumbuh menjadi pribadi tangguh, produktif, dan berdaya saing.
Halim menegaskan bahwa pemerintah menggagas transformasi sumber daya manusia melalui semboyan “Bantul Waras, Wasis, Waskita” yang berarti sehat, cerdas, dan bijaksana.
Sarasehan dan Harapan Menuju Indonesia Emas 2045
Halim menekankan bahwa pembangunan Bantul akan berhasil jika seluruh masyarakat menanamkan nilai satriya di setiap langkah kehidupan. Ia meminta masyarakat memaknai tema “Bantul Bumi Satriya, Sawiji Ambuka Kertaning Praja” sebagai ajakan bersatu membuka gerbang kemakmuran.
“Mari kita bulatkan tekad. Mari kita bersatu padu mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Bantul. Kita wujudkan masyarakat Bantul yang maju, kuat, demokratis, dan sejahtera. Untuk itu kita perlu menumbuhkan nilai-nilai satriya pada seluruh elemen masyarakat melalui transformasi sumber daya manusia menuju masyarakat tangguh, produktif, dan berdaya saing, yang dikemas dalam semboyan Bantul Waras, Wasis, Waskita,” tegas Halim dengan suara bergetar penuh tekad.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bantul, Ari Budi Nugroho, S.T., M.Sc., menambahkan penjelasan tentang sarasehan Hari Jadi Bantul.
Ari menjelaskan bahwa pemerintah menggelar sarasehan untuk mendengarkan pendapat para ahli dan narasumber dalam menggali, merumuskan, dan mengimplementasikan nilai-nilai satriya yang diwariskan para leluhur Bantul.
Ari menatap para peserta sarasehan dengan harapan besar. Ia menegaskan bahwa pemerintah berharap sarasehan ini menghasilkan ilmu dan inspirasi bagi generasi muda. Ari ingin nilai-nilai satriya menyalakan semangat masyarakat Bantul dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Kami ingin nilai-nilai satriya para leluhur tersampaikan kepada generasi muda dan masyarakat Bantul sehingga dapat menginspirasi dan menjadi penyemangat untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Ari.
Kabupaten Bantul kini menegaskan jati dirinya. Bantul tidak hanya menjadi Kota Geplak yang manis dan kaya tradisi. Pemerintah menghidupkan Bantul sebagai Bumi Satriya yang menjunjung nilai luhur para leluhur.
Pemerintah menegaskan tekad membawa Bantul menuju kejayaan dengan masyarakat yang sehat, cerdas, dan bijaksana.
Masyarakat Bantul kini siap melangkah mantap menjemput masa depan yang gemilang. Bantul menggema dengan semangat satriya yang menyalakan tekad dan harapan seluruh warganya. Bantul bangkit sebagai Bumi Satriya, Sawiji Ambuka Kertaning Praja, yang siap membuka gerbang kesejahteraan bersama demi masa depan yang lebih terang.