
TUGUJOGJA – Suasana malam di Jalan Bawuran, Dusun Bawuran I, Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret, Bantul mendadak mencekam. Denting senyap malam pecah oleh suara sepeda motor yang berhenti mendadak.
Dua remaja turun dari kendaraan, satu bersenjata celurit. Dalam hitungan detik, darah mengalir di aspal. Minggu, 10 Mei 2025 dini hari, ASP (17), pelajar asal Magelang, meregang nyawa setelah duel maut satu lawan satu yang mirip adegan film gangster.
Polisi mencatat, duel berdarah itu berlangsung hanya lima menit. Namun, cukup untuk mengakhiri hidup seorang remaja yang masih berseragam putih abu-abu.
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, membongkar kronologi mengejutkan. Semuanya bermula pada Sabtu malam, 10 Mei 2025 sekitar pukul 20.00 WIB.
Saat itu, ASP bersama temannya, FA (17), warga Jambidan, Banguntapan, memancing di dekat rumah ASP. Keduanya menenggak arak sambil menatap gelap malam.
Kronologi Tragis, Dari Arak hingga Celurit
Sekitar pukul 22.00 WIB, ASP dan FA pulang ke rumah kakak korban. Namun, tak lama kemudian, ASP kembali keluar, kali ini tanpa alasan jelas.
Ia lalu menemui seorang teman lain, APR (27), dan memintanya menemani mengambil jaket di rumah kakaknya di Potorono. APR menurut.
Ia menuruti permintaan ASP dan mengantar ke lokasi. Namun, ASP tidak berhenti di situ. Ia kembali mengajak APR ke rumah FA dengan dalih yang sama: mengambil jaket.
Anehnya, saat itu ASP sudah mengenakan dua lapis jaket. APR mulai curiga.
Tiba di rumah FA, ASP mengeluarkan gagang celurit dari balik jaket. FA panik dan mencoba menghentikannya. Namun, ASP bersikeras. Ia tetap melaju bersama APR mengendarai sepeda motor Nmax menuju Jalan Bawuran.
Begitu tiba di lokasi, ASP berkata kepada APR, “Mandek kene.” Ia melompat turun dari motor dan berdiri di tengah jalan.
Beberapa detik kemudian, dari arah berlawanan, muncul dua pria berboncengan naik sepeda motor Scoopy warna abu-abu.
Salah satu dari mereka turun dan langsung menghunus senjata tajam. ASP mengangkat celuritnya. Keduanya terlibat duel brutal. Mereka saling mengayunkan senjata tajam hingga lima kali.
Saksinya, APR, berdiri terpaku di seberang jalan. Ia menyaksikan pertarungan mematikan itu tanpa mampu berbuat apa-apa.
Saat duel usai, ASP tersungkur. Darah mengucur dari tubuhnya. Dua pria lawan langsung melarikan diri ke arah selatan.
APR segera membawa ASP ke rumah sakit. Namun, segalanya sudah terlambat. Tim medis menyatakan ASP telah meninggal 30 menit sebelum tiba di rumah sakit.
Luka tusuk di rusuk kirinya menembus paru-paru dan merenggut nyawanya dalam senyap.
“Kami mencatat korban mengalami luka tusuk dalam pada bagian kiri. Luka itu menembus paru-paru dan menyebabkan kematian cepat,” kata Jeffry.
Kini polisi terus menyelidiki kasus ini. Aparat telah memeriksa sejumlah saksi dan melakukan olah TKP. Identitas pelaku masih dalam penelusuran.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan. Kami akan usut tuntas,” tegas Jeffry.
Di tengah malam yang dingin, satu nyawa muda melayang karena dendam, minuman keras, dan senjata tajam.
Jalanan Bawuran mencatat tragedi kelam yang akan lama membekas di ingatan warga. Sebuah duel yang terlalu nyata untuk disebut sekadar tontonan.***