
TUGUJOGJA- Menginjak usia 270 tahun, sebuah usia sangat matang, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi wilayah yang sudah berpengalaman menjalani proses hidup bernegara dan berpemerintahan.
Menjalankan amanat Perda DIY Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Jadi DIY, DPRD DIY menyelenggarakan rapat paripurna guna mendengarkan Pidato Gubernur setiap tanggal 13 Maret.
Sambutan Ketua DPRD
Ketua DPRD DIY, Nuryadi, memimpin rapat paripurna Peringatan Hari Jadi DIY ke-270. Rapat berlangsung di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD DIY pada Kamis (13/3/2025).
Dalam sambutannya, Nuryadi menegaskan bahwa peringatan Hari Jadi ke-270 ini menjadi momentum bersama untuk bekerja lebih keras dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama menuju masyarakat lebih sejahtera, bahagia lahir batin, hidup tenteram, dan damai.
“Seiring bertambahnya usia DIY ini semoga menambah semangat aparat dan seluruh warga untuk memajukan masyarakat DIY yang makin sejahtera,” ujarnya.
Tema Hari Jadi DIY ke-270
Tema Hari Jadi tahun ini yakni Tumata, Tuwuh, Ngrembaka, yang mana menjadi cermin harapan besar bagi masa depan Yogyakarta.
Tumata berarti keteraturan dalam tata kelola pemerintahan yang presisi, demokratis, dan berbasis data.
Tuwuh yaitu tertumbuhan berkelanjutan, baik secara ekonomi, sosial, budaya, maupun teknologi. Kemudian, ngrembaka yakni kesejahteraan inklusif yang merata di seluruh lapisan masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, turut mengungkapkan bahwa agenda ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang sejarah sekaligus meneguhkan komitmen kolektif dalam menjaga keistimewaan Yogyakarta.
Ngarsa Dalem juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk merawat dan mengembangkan Yogyakarta melalui harmoni antara tradisi, demokrasi, dan inovasi.
“Hari ini bukan sekadar seremoni, tetapi ajakan untuk mangayubagya secara aktif, membangun tata pemerintahan yang baik dan berpijak pada nilai-nilai kearifan lokal,” ujar Sultan dalam pidatonya.
Sebagai penutup, Gubernur DIY kembali menyerukan pentingnya kolaborasi lintas sektor pemerintah, masyarakat, akademisi, dan dunia usaha. Ini untuk memastikan Yogyakarta terus maju dan berdaya saing, tanpa kehilangan identitas budaya.
“Mari jadikan semangat Hari Jadi ke-270 DIY sebagai tonggak memperkokoh persatuan dan melangkah bersama menuju Yogyakarta yang lebih maju, berdaya, dan berkeadilan,” tegas Sultan.
Sebagai informasi, sejarah panjang DIY bermula dari deklarasi Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Deklarasi berlangsung pada 13 Maret 1755 di Hutan Beringan.
Momen bersejarah ini menandai berdirinya Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai simbol kemerdekaan dan persatuan wilayah. (Olive)