
TUGUJOGJA – Langit Pantai Siung yang mendung tak menyurutkan semangat tim pencari. Kamis pagi, 31 Juli 2025, tim SAR memulai operasi hari kelima pencarian Azka Nurfadillah, wisatawan asal Pondok Ranggon, Jakarta Timur, yang hilang secara misterius.
Tim gabungan kembali menyisir kawasan berbatu dan tebing-tebing terjal, berharap menemukan petunjuk baru yang dapat menguak keberadaan Azka.
Tim pencari mengawali operasi sejak pukul 07.00 WIB. Mereka membagi kekuatan menjadi lima satuan penyisiran darat dan satu tim drone udara.
Hari Kelima Pencarian di Pantai Siung
Tim bekerja serentak, menyisir lokasi dengan rute yang sangat berisiko. Komandan SAR Satlinmas Wilayah I Pantai Sadeng, Sunu Handoko Bayu Sagara, langsung memimpin operasi ini.
Satu demi satu, regu penyisir bergerak. SRU 1 menyusuri tebing ke arah timur menuju Bukit Pengilon. Kemudian, SRU 2 bermotor ke kaki Gunung Batur, lalu mendaki hingga puncaknya.
SRU 3 menyisir jalur darat ke barat hingga Pantai Nglambor, sedangkan SRU 4 bergerak ke arah Pantai Jogan melalui tebing curam dari Nglambor.
Selanjutnya, SRU 5 turun ke jalur paling ekstrem, yaitu jalur bawah tebing yang dikenal angker dan sulit dijangkau, hingga ke kawasan Watu Togok.
Pukul 10.00 WIB, ketegangan memuncak. SRU 5 melaporkan penemuan yang mengejutkan, yakni sebuah mukena putih, sandal sebelah kanan, dan beberapa obat-obatan. Benda-benda itu tergeletak di bawah tebing sebelah barat Watu Togok, tepatnya di daerah Sawahan, sekitar 100 meter dari titik utama pencarian.
Sunu mengonfirmasi bahwa barang-barang tersebut merupakan milik Azka, setelah menunjukkan temuannya kepada pihak keluarga korban.
“Yang mengejutkan, kami sudah menyisir area ini sejak Sabtu. Tapi baru hari ini kami menemukan barang-barang ini. Gelombang tinggi dan kondisi bebatuan yang berubah-ubah bisa jadi faktor yang menyulitkan,” ungkap Sunu.
Tantangan dalam Pencarian
Penemuan ini menguatkan dugaan bahwa Azka kemungkinan besar pernah berada di sekitar titik penemuan sebelum akhirnya menghilang. Namun, hingga tengah hari, seluruh tim SAR belum berhasil menemukan Azka. Tim drone yang mengudara rendah juga belum merekam visual mencurigakan di sepanjang sisi timur dan barat tebing.
Cuaca buruk dan gelombang tinggi terus menjadi kendala utama. Namun seluruh personel yang terdiri dari Polsek Tepus, Dit Polair Polda DIY Pos Sadeng, Basarnas, Senkom, warga lokal, hingga Mapala tidak menyerah. Mereka tetap menembus medan ekstrem demi menyelamatkan nyawa atau setidaknya memberi kepastian bagi keluarga korban.
Azka Nurfadillah, perempuan 28 tahun asal Jakarta Timur, hilang sejak Minggu, 27 Juli 2025 pukul 10.30 WIB. Sejak hari itu, tim pencari tanpa henti berusaha menelusuri setiap sudut Pantai Siung dan sekitarnya.
Mereka bekerja di tengah tekanan waktu, kondisi medan yang ganas, dan harapan yang makin menipis dari keluarga korban.
“Setiap hari kami melibatkan tim terbaik dan warga setempat. Hari ini kami menemukan sesuatu, dan itu titik balik penting dalam pencarian,” ujar Sunu. (ef linangkung)