Lahan Pertanian Terbatas dan Menyusut, Yogyakarta Bidik Konsep Agropolitan

Bagikan :
Agropolitan jadi jawaban Pemkot Yogyakarta atas krisis lahan pertanian. (Dok. Pemkot Yogyakarta)

TUGUJOGJA – Pemerintah Kota Yogyakarta terus mengembangkan sektor pertanian meskipun menghadapi keterbatasan lahan. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan menyampaikan hal ini saat meninjau Kebun Bibit Bener di Tegalrejo, Senin (21/4/2025).

Ia menegaskan bahwa Kota Yogyakarta tetap memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan ketahanan pangan meski luas lahannya hanya sekitar 68 hektare. Hal ini perlu disiasati demi mendukung program ketahanan pangan.

“Saya bersama rekan-rekan dari Dinas Pertanian dan Pangan meninjau langsung Kebun Bibit untuk menggali potensi yang bisa kami kembangkan. Kami melihat peluang besar untuk mengembangkan konsep Agropolitan di tengah kota,” ujar Wakil Wali Kota.

Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus menciptakan inovasi dalam sektor pertanian agar warga tetap produktif dan berdaya. Pemerintah juga menargetkan penguatan ketahanan pangan sekaligus peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kami ingin teknologi terapan di bidang pertanian berkembang optimal di Yogyakarta. Dengan begitu, kami bisa menciptakan keunggulan baru yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.

Baca juga  Cegah Pelanggaran Hukum, Pemkab Sleman Teken MoU dengan Kejaksaan Negeri Kawal Program OPD

Setelah meninjau Kebun Bibit, ia juga mengunjungi Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan dan Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta untuk memastikan pengelolaan pangan hewani berjalan baik.

Agropolitan Jadi Solusi Pertanian Kota

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi, mendukung penuh arah pengembangan ini. Ia menyatakan bahwa konsep Agropolitan sangat tepat diterapkan di kota yang memiliki lahan sempit namun padat potensi.

“Kami akan mengembangkan Kebun Bibit Tegalrejo menjadi sistem pertanian terpadu yang memadukan pertanian dengan edukasi, wisata, dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Sukidi.

Sukidi juga menyoroti potensi besar Kebun Plasma Nutfah Pisang yang memiliki lebih dari 300 varietas pisang. Kementerian Pertanian bahkan mengakui kebun ini sebagai yang terlengkap di Indonesia dan Asia Tenggara.

“Kami akan mengembangkan Kebun Plasma Nutfah Pisang menjadi agroeduwisata terpadu. Selain menjadi pusat konservasi, kebun ini bisa kami manfaatkan untuk edukasi, produksi bibit, dan sumber PAD,” tegasnya.

Dengan pengembangan konsep Agropolitan, Pemkot Yogyakarta ingin membuktikan bahwa keterbatasan lahan bukan hambatan, melainkan tantangan untuk menciptakan solusi pertanian inovatif di perkotaan.***

Baca juga  Tegas! Larangan ASN Gunakan Mobil Dinas untuk Mudik, Pemda DIY Berikan Warning

Berita Terbaru

kecelakaan nmax
Pengendara N-Max Kehilangan Nyawa Seketika usai Tabrak Bokong Truk Bermuatan di Jalan Yogya–Wates
6100584037459545488
Jogja Fashion Week 2025 Hadirkan 67 Brand Lokal, Komunitas Difabel, hingga Warga Binaan
6100584037459545466
Cegah Konflik Sosial, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Mobil Keliling LK3 untuk Perkuat Ketahanan Keluarga
szabo-viktor-vGE0yrnR9ac-unsplash
Soal dan Jawaban Modul 3.3 Pelatihan Anti Bullying Kemenag 2025
glenn-carstens-peters-npxXWgQ33ZQ-unsplash (2)
Cara Verval Ijazah di Info GTK 2025 Sesuai Kemendikbudristek, Cek Selengkapnya di Sini

TERPOPULER

blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
6100584037459545298
JPW Desak Polda DIY Tangkap Bandar Judol: Logika Hukumnya Aneh, Masa Pemain Ditangkap, Bandarnya Dibiarkan?