
TUGUJOGJA– Warga Padukuhan Wonoroto, Kalurahan Gadingsari, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, terkejut dengan temuan tragis pada Selasa sore, 5 Agustus 2025. Seorang perempuan tak dikenal ditemukan sudah tak bernyawa di atas pasir, hanya beberapa meter dari pendopo Bumi Perkemahan Dewaruci.
Kapolsek Sanden, AKP Joko Mulyono mengatakan kejadian ini bermula sekitar pukul 17.00 WIB. Kismiyati, seorang ibu rumah tangga berusia 36 tahun yang tengah beraktivitas di kapling pertanian, tiba-tiba melihat sosok tubuh tergeletak di utara pendopo perkemahan.
Penemuan Mayat Perempuan Misterius
“Tubuh itu diam, tertutup sebagian pasir, dengan posisi yang tak lazim. Perempuan itu tidak bergerak dan tak bernapas, “ujar AKP Joko.
Dengan jantung berdegup kencang, Kismiyati segera memanggil tetangganya, Feri Pribadi, 35 tahun, seorang buruh harian dari RT yang sama. Feri pun melapor cepat ke Bhabinkamtibmas Gadingsari, yang langsung menghubungi piket Polsek Sanden. Tim kepolisian pun bergerak cepat.
Kapolsek Sanden, AKP Joko Mulyono, langsung memimpin anggotanya ke lokasi. Tak lama, Tim Inafis Satreskrim Polres Bantul yang dikomandani Aipda Teguh Wijaya juga tiba. Mereka memasang garis polisi, menyisir lokasi, dan melakukan olah TKP secara detail.
Proses evakuasi disaksikan banyak unsur, termasuk Dit Polair Polda DIY, Sat Polair Polres Bantul, Pos AL Samas, SAR Sat Linmas Rescue Istimewa Korwil IV, PMI Bantul, hingga tenaga medis dari Puskesmas Sanden yang dipimpin dr. Hega Fitri Nuraga.
“Petugas membawa jenazah perempuan misterius itu ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” tutur AKP Joko.
Kondisi Korban
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, mengonfirmasi bahwa hingga kini mereka belum mengetahui identitasnya. Pihak kepolisian menyebutnya sebagai Mrs. X.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Inafis Polres Bantul dan tim medis Puskesmas Sanden, korban perkiraan usia korban sekitar 45 tahun. Ia mengenakan daster kombinasi warna putih, biru, dan pink serta celana pendek bermotif garis abu-abu.
Sebuah cincin putih tampak melingkar di jari tengah tangan kanannya. Tidak ditemukan satu pun tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban.
“Korban sudah meninggal antara 12 hingga 24 jam sebelum ditemukan. Lebam pada wajah, tangan, dan kaki muncul karena terpapar panas matahari. Terdapat pula luka kecil di betis kanan yang diduga akibat gigitan serangga,” terang AKP Jeffry kepada wartawan.
Polisi telah mengambil sejumlah langkah lanjutan. Mereka mengamankan lokasi, berkoordinasi dengan berbagai instansi, serta memeriksa data orang hilang di wilayah Bantul dan sekitarnya. Hingga saat ini, belum ada laporan warga yang mengaku kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri yang sesuai dengan korban.
“Kami masih menyelidiki kasus ini. Kami mengimbau kepada masyarakat, bila merasa kehilangan anggota keluarga perempuan dengan ciri seperti yang kami sebutkan, segera menghubungi Polres Bantul atau Polsek Sanden,” imbau AKP Jeffry.
Jagabaya Gadingsari, Suharjana, mengungkapkan bahwa selama ini area perkemahan tersebut relatif sepi jika tidak orang gunakan untuk acara tertentu.
“Warga memang jarang ke sana. Tempatnya agak terpencil, apalagi sore menjelang malam,” ungkapnya.
Aktivitas Aneh
Pernyataan Kismiyati, saksi pertama, membuka celah baru dalam penyelidikan. Ia mengaku sudah beberapa hari terakhir melihat perempuan itu mondar-mandir di sekitar pendopo perkemahan.
Bahkan, korban terlihat mencabuti tanaman liar di sekitar lokasi. Namun, tak satu pun warga mengenal sosoknya.
“Dia terlihat seperti orang kebingungan, kadang duduk, kadang nyabut-nyabut rumput. Saya kira pendatang atau orang yang sedang ikut kegiatan perkemahan,” ucap Kismiyati.
Hingga hari ini, jajaran Polres Bantul bersama Polda DIY terus mendalami kasus ini. Mereka menyisir kemungkinan petunjuk di sekitar lokasi, memeriksa rekaman CCTV di jalan sekitar, serta menggali informasi dari warga yang mungkin pernah berinteraksi dengan korban.
Sementara jenazah korban masih berada di RS Bhayangkara Polda DIY, menunggu kejelasan identitas. Polisi memastikan akan menyimpan jenazah dalam kondisi layak hingga ada pihak keluarga yang mengenali dan mengambilnya. (ef linangkung)