Pengakuan Wanita Asal Jogja, Sempat Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja

Bagikan :
Ilustrasi Pengakuan Wanita Asal Jogja, Sempat Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja/Unsplash

TUGUJOGJA – Puspa, perempuan asal Yogyakarta, berbagi pengalaman pahitnya sebagai korban perdagangan manusia di Kamboja. Ia diterlantarkan dalam jaringan scam dan diselamatkan setelah berbulan-bulan terperangkap.

Awal Perjalanan Dari Jogja ke Kamboja

Puspa, perempuan muda dari Yogyakarta, tak pernah membayangkan bahwa pencarian pekerjaan di media sosial akan menghantarkannya ke mimpi buruk yang sulit dilupakan.

Berawal dari posting kemampuan memasak di Facebook, dia kemudian dihubungi oleh seseorang yang menawarkan pekerjaan di luar negeri. Hubungan pun berkembang lewat pesan WhatsApp dan video call selama satu bulan penuh.

Calon perekrut tersebut mengaku mengelola restoran di Thailand, dengan gaji sebesar 900 dolar Amerika Serikat dan jaminan dokumen serta izin tinggal. Namun kenyataan berkata lain: tiket pesawat Puspa diarahkan ke Ho Chi Minh, Vietnam alih-alih langsung ke Thailand. Meskipun sempat bertanya, penyalur meyakinkan transisi itu demi “kemudahan proses administrasi”.

Teror Menunggu di Negeri Asing

Sesampainya di Vietnam, ia dijemput oleh seorang pria yang membawanya menyeberang ke Kamboja tanpa sepengetahuannya.

Situasi semakin pelik ketika tiba di perbatasan dan kontak dengan penyalur hilang. Di pasar Kamboja, Puspa menyaksikan transaksi jual beli manusia yang mengerikan: dirinya diserahkan kepada orang lain yang ternyata pekerja lama.

Baca juga  INFO Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, 19 Juni 2025: Berangkat dari Stasiun Tugu

Ia kemudian dikurung di sebuah apartemen padat, penuh sesak dengan 45 pria yang duduk terpaku menatap layar komputer. Rupanya itu adalah tempat kerja para scammer online. Ketika Puspa bertanya mengenai pekerjaannya, jawabannya langsung membuat nyalinya ciut.

“Kita semua di sini jadi scammer atau penipu online,” terang salah satu penghuni gedung tersebut.

Terjebak di Dunia Penipuan yang Terstruktur

Puspa, yang hanya lulusan sekolah menengah pertama dan tidak mengerti dunia digital, dipaksa untuk ikut dalam tindakan curang.

Ia harus berperan sebagai customer service, memancing calon korban agar mengunduh aplikasi ilegal dan menambah saldo berulang kali dari Rp110 ribu hingga Rp18 juta. Jika korban ingin menarik uang, mafia akan menjeratnya dengan biaya tambahan Rp7 juta sampai Rp100 juta dengan berbagai dalih.

Ancaman terus membayangi: denda hingga kekerasan fisik menanti siapa pun yang gagal memenuhi target Rp300 juta per bulan. Ada yang dipukuli, disetrum, atau bahkan dilempar dari lantai tiga.

Kondisi Hidup yang Memaksa dan Menghilangkan Harga Diri

Puspa mengaku diperlakukan layaknya budak: bekerja tanpa henti sejak pukul sembilan pagi hingga tengah malam, denda jika terlambat, hingga makanan yang memaksa harus dikonsumsi seperti saren, katak, atau daging babi yang bagi dirinya haram secara agama. Kondisi ini membuatnya terus hidup dalam ketakutan.

Baca juga  Hari ke-7 Hilangnya Wisatawan Jakarta di Pantai Siung: Keluarga Menjerit, Please Come Home, Azka!

Bayangan terburuk adalah dipindahkan ke organisasi lain yang berarti denda Rp15 juta atau hukuman kasar bila tidak mampu membayar. Inilah titik balik bagi Puspa untuk mencari harapan: ia menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kamboja.

Jalan Menuju Keselamatan dan Pemulihan

Namun proses pemulangan tidak berjalan mudah, sebab statusnya sebagai pekerja ilegal mempersulit upaya diplomasi. Ia sempat ditahan selama sebulan oleh otoritas imigrasi setempat sebelum akhirnya bisa dipulangkan dan diterima oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) dan Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Dinas Sosial serta tenaga psikiater telah membantu saya pulihkan kondisi fisik dan mental. Saya dibimbing mulai trauma hingga cara bertahan hidup secara sehat,” ujarnya penuh rasa syukur.

Harapan Baru dari Hal Kelam

Kini Puspa bertekad untuk memulai babak baru dengan membuka usaha kuliner di Yogyakarta. Ia berharap bisa hidup mandiri dan bahagia dalam keterbatasan, tanpa terjerumus janji manis pekerjaan instan di luar negeri.

“Jangan mudah tergiur pekerjaan instan di luar negeri. Susah di awal tidak apa-apa, asal tidak membahayakan diri,” pesannya dengan mata berkaca.

Baca juga  Tega! Pasangan Ini Jual Remaja 15 Tahun demi Uang Kos dan Wi-Fi, Kuasai 75 Persen Uang Hasil Prostitusi

Peran Dinas Sosial DIY dalam Rehabilitasi Korban

Menurut Widianto dari Dinas Sosial DIY, lembaganya memiliki enam balai perlindungan sosial untuk berbagai kelompok rentan termasuk korban perdagangan manusia.

Para korban diberikan rehabilitasi sosial, mental, fisik, agama, serta pelatihan keterampilan seperti kuliner, membatik, tata rias, menjahit, dan bordir. Program pemulihan dapat berlangsung antara tiga bulan hingga tiga tahun, sesuai kebutuhan dan regulasi Permensos Nomor 5 Tahun 2017.

Peserta juga mendapat kesempatan magang, sertifikasi, dan wartawan untuk mendukung kemandirian di masa depan.

Pentingnya edukasi tentang modus kejahatan modern dan kerja sama berbagai pihak dalam rehabilitasi korban menjadi kunci mencegah tragedi serupa. ***

Berita Terbaru

kecelakaan nmax
Pengendara N-Max Kehilangan Nyawa Seketika usai Tabrak Bokong Truk Bermuatan di Jalan Yogya–Wates
6100584037459545488
Jogja Fashion Week 2025 Hadirkan 67 Brand Lokal, Komunitas Difabel, hingga Warga Binaan
6100584037459545466
Cegah Konflik Sosial, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Mobil Keliling LK3 untuk Perkuat Ketahanan Keluarga
szabo-viktor-vGE0yrnR9ac-unsplash
Soal dan Jawaban Modul 3.3 Pelatihan Anti Bullying Kemenag 2025
glenn-carstens-peters-npxXWgQ33ZQ-unsplash (2)
Cara Verval Ijazah di Info GTK 2025 Sesuai Kemendikbudristek, Cek Selengkapnya di Sini

TERPOPULER

blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
6100584037459545298
JPW Desak Polda DIY Tangkap Bandar Judol: Logika Hukumnya Aneh, Masa Pemain Ditangkap, Bandarnya Dibiarkan?