
TUGUJOGJA – Musim kemarau melanda, sumur-sumur mengering, dan warga Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, harus menghadapi kenyataan pahit: mereka kehilangan sumber air bersih.
Tidak tinggal diam, Polres Bantul kembali menunjukkan kepeduliannya. Setelah sebelumnya menyalurkan bantuan buis beton, kini Polres Bantul bergerak cepat menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah yang terdampak parah.
Bantuan Air Bersih untuk Warga Trimurti
Pada Selasa (29/7/2027), Polres Bantul bersama BPBD Kabupaten Bantul menyalurkan air bersih ke tujuh titik di Padukuhan Bendo, Nengahan, dan Gerso.
Sebanyak 20 ribu liter air bersih langsung didistribusikan ke warga yang telah berhari-hari hidup dalam kekeringan setelah DAM Srandakan jebol, yang kemudian diperparah oleh musim kemarau ekstrem tahun ini.
Waka Polres Bantul, Kompol Citra Fatwa Rahmadani, turun langsung ke lokasi. Ia menyerahkan bantuan secara simbolis sekaligus memimpin distribusi air di tiga padukuhan tersebut.
Dalam keterangannya, Kompol Citra menyampaikan bahwa kehadiran Bhayangkara bukan hanya dalam konteks penegakan hukum, tetapi juga dalam aspek kemanusiaan yang menyentuh kehidupan dasar masyarakat.
“Kami ingin Bhayangkara hadir di tengah masyarakat sebagai solusi. Air bersih adalah kebutuhan mendasar. Bantuan ini kami salurkan agar warga bisa menjalani hari-hari tanpa dihantui kekhawatiran akan kekeringan,” tegas Kompol Citra.
Ia menegaskan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari komitmen Polres Bantul dalam menjaga kepercayaan dan keharmonisan antara polisi dan masyarakat. Polres tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga hadir ketika masyarakat menghadapi kesulitan.
Warga Menyambut Haru dan Syukur
Bantuan ini disambut dengan rasa haru dan syukur oleh warga. Slamet (42), warga Padukuhan Bendo, menuturkan bahwa keluarganya telah kesulitan mendapatkan air bersih sejak bendungan jebol.
“Sejak DAM Srandakan jebol, sumur kami tidak lagi mengeluarkan air. Kemarau membuat semuanya lebih parah. Kami harus menempuh jarak jauh hanya untuk mendapatkan air. Bantuan dari polisi ini sangat berarti bagi kami. Setidaknya hari ini, anak-anak bisa mandi, kami bisa masak dan minum dengan tenang,” ungkapnya.
Warga lainnya, Suminem (55), bahkan tak kuasa membendung tangis saat truk tangki air memasuki gang kecil menuju rumahnya. Ia mengaku telah menggunakan air hujan yang ditampung beberapa bulan lalu, tapi kini sudah habis.
“Saya bersyukur sekali. Polisi datang seperti malaikat, membawa harapan di tengah kemarau,” ujarnya.
Penyaluran air ini menjadi langkah konkret Polres Bantul dalam merespons cepat bencana non-alam yang menyerang masyarakat pedesaan. Kekeringan bukan lagi isu musiman biasa, tetapi ancaman nyata yang menghantam sendi kehidupan, terutama di daerah agraris seperti Trimurti.
BPBD Bantul yang turut serta dalam penyaluran ini menyampaikan bahwa pihaknya masih memantau wilayah lain yang juga mulai mengalami krisis air.
“Kami akan terus bersinergi dengan Polres dan stakeholder lainnya untuk membantu warga yang terdampak,” ujar salah satu petugas BPBD di lokasi.
Kegiatan penyaluran air ini bukan aksi pertama Polres Bantul. Sebelumnya, jajaran Polres juga telah memberikan bantuan buis beton kepada masyarakat yang terdampak jebolnya tanggul sungai.
Tindakan ini menandai sinergi lintas lembaga sebagai bukti bahwa instansi negara hadir bukan hanya dalam kondisi darurat, tetapi juga dalam upaya pemulihan. (ef linangkung)