Sri Sultan Dorong Ekosistem Kopi Yogyakarta Tumbuh Modern tanpa Kehilangan Jati Diri

Bagikan :
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mendorong transformasi industri kopi menuju sistem presisi berbasis budaya/Foto: Humas Pemda Jogja

TUGUJOGJA – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mendorong transformasi menyeluruh dalam pengembangan dan pengelolaan kopi di wilayahnya.

Transformasi ini bertujuan mengubah sistem tradisional menjadi pendekatan industri yang presisi, berkelanjutan, namun tetap berpijak pada nilai-nilai budaya khas Yogyakarta.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Daerah DIY, Tri Saktiyana, seusai mendampingi Gubernur menerima audiensi Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Petani Kopi Indonesia (ASKI) DIY–Jawa Tengah (Jateng), Selasa, 3 Juni 2025 di Gedhong Willis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Pertemuan yang berlangsung lebih dari tiga jam ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Syam Arjayanti. Para peserta membahas berbagai aspek penguatan ekosistem kopi DIY secara menyeluruh mulai dari sektor hulu hingga hilir.

Tri Saktiyana menjelaskan bahwa Gubernur Sri Sultan menekankan pentingnya perubahan pola pikir petani kopi. Menurutnya, para pelaku di sektor ini harus beralih dari pendekatan berbasis pengalaman tradisional menuju sistem industri yang terukur dan presisi.

Baca juga  Geger! Perampokan Alfamart Mijahan Semanu: Bersenjata, Sandera Karyawan, dan Gasak Rp26 Juta 

“Kita berbicara tentang kopi dari hulu ke hilir, dari penyiapan lahan, penanaman, pengemasan, hingga penyambutan tamu di warung kopi yang harus mencerminkan budaya Yogyakarta,” kata Tri.

Ia menambahkan bahwa transformasi ini harus diwujudkan dalam praktik teknis konkret. Standar takaran dan durasi penyeduhan, misalnya, harus diperhatikan karena berpengaruh langsung terhadap cita rasa kopi.

Dengan menggabungkan pendekatan industri dan sentuhan budaya lokal, kopi DIY diyakini mampu bersaing di pasar nasional hingga internasional.

Wilayah Potensial dan Sinergi Lintas Sektor

Pemerintah Daerah DIY menyatakan kesiapannya untuk mendukung pengembangan budidaya kopi di berbagai kawasan potensial, termasuk di lereng Gunung Merapi dan Pegunungan Menoreh. Tri Saktiyana menegaskan bahwa kolaborasi dengan pemangku kepentingan industri kopi akan difasilitasi melalui dinas terkait.

“Kami terbuka untuk menjalin kerja sama dengan semua pihak. Penguatan ekosistem kopi membutuhkan sinergi antara petani, pengusaha, pelatih, hingga pemerintah,” ujarnya.

Tri juga mengingatkan bahwa transformasi ini bukan semata untuk menghasilkan kopi berkualitas, tetapi juga menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Ia mendorong seluruh pelaku industri kopi di DIY untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi positif.

Baca juga  Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Terjadi Puluhan Kali Sejak Sabtu hingga Minggu Dinihari

“Dengan potensi geografis, kekayaan budaya, serta semangat kolaboratif yang dimiliki, kopi DIY berada di jalur yang tepat untuk tampil di panggung industri yang lebih luas tanpa kehilangan jati dirinya,” tutupnya.

Melalui dorongan dan perhatian dari Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, ekosistem kopi DIY kini diarahkan untuk bertumbuh dengan lebih profesional, modern, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Meski demikian, nilai-nilai budaya tetap menjadi ruh utama dalam setiap cangkir kopi Yogyakarta.

Dengan transformasi berbasis presisi dan pelibatan semua pihak, kopi DIY tidak hanya memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar global, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai simbol budaya, ekonomi, dan kebanggaan masyarakat Yogyakarta.

DPD ASKI DIY–Jateng Harapkan Dukungan Berkelanjutan dari Pemerintah

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum DPD ASKI DIY–Jateng, Rendy Mahardika, menyampaikan aspirasi dari para pelaku kopi—mulai dari petani hingga barista. Ia berharap Pemerintah Daerah terus memberikan dukungan berkelanjutan demi kemajuan industri kopi lokal.

Menurut Rendy, jumlah warung kopi di DIY yang terus tumbuh harus dijadikan sebagai ruang budaya. Ia menekankan pentingnya menyambut tamu dan menyajikan kopi dengan hati sebagai ciri khas warung kopi Yogyakarta.

Baca juga  Sultan Minta 6 Dubes Lulusan UGM Perluas Penetrasi Pasar Global

“Warung kopi bukan hanya tempat menyeduh kopi. Ia harus menjadi representasi budaya, dari cara menyambut tamu hingga memperlakukan kopi sebagai bagian dari identitas,” jelasnya.

ASKI juga menyoroti potensi besar pengembangan kopi di kawasan Merapi dan Menoreh. Rendy menegaskan pentingnya pelatihan, pendampingan, serta keikutsertaan dalam pameran kopi sebagai bentuk dukungan nyata kepada petani, roastery, dan UMKM di bidang kopi.

Berita Terbaru

kecelakaan nmax
Pengendara N-Max Kehilangan Nyawa Seketika usai Tabrak Bokong Truk Bermuatan di Jalan Yogya–Wates
6100584037459545488
Jogja Fashion Week 2025 Hadirkan 67 Brand Lokal, Komunitas Difabel, hingga Warga Binaan
6100584037459545466
Cegah Konflik Sosial, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Mobil Keliling LK3 untuk Perkuat Ketahanan Keluarga
szabo-viktor-vGE0yrnR9ac-unsplash
Soal dan Jawaban Modul 3.3 Pelatihan Anti Bullying Kemenag 2025
glenn-carstens-peters-npxXWgQ33ZQ-unsplash (2)
Cara Verval Ijazah di Info GTK 2025 Sesuai Kemendikbudristek, Cek Selengkapnya di Sini

TERPOPULER

blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
6100584037459545298
JPW Desak Polda DIY Tangkap Bandar Judol: Logika Hukumnya Aneh, Masa Pemain Ditangkap, Bandarnya Dibiarkan?