
TUGUJOGJA – Suara peluit kereta api menggema lebih sering dari biasanya selama libur panjang Iduladha 2025. Dalam enam hari masa liburan, Daerah Operasi 6 (Daop 6) Yogyakarta mencatat lonjakan luar biasa.
Lebih dari 250 ribu penumpang memadati kereta jarak jauh. Angka ini bahkan melampaui pergerakan saat libur panjang Kenaikan Yesus Kristus sepekan sebelumnya.
Kala malam tiba dan stasiun-stasiun besar seperti Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, dan Klaten tak pernah benar-benar sepi, lonjakan penumpang ini menjadi bukti bahwa kereta api tetap menjadi pilihan utama masyarakat untuk bepergian.
Jumlah Penumpang selama Libur Iduladha
PT KAI Daop 6 Yogyakarta mencatat total 250.570 penumpang selama periode Kamis (5/6) hingga Selasa (10/6). Rinciannya, sebanyak 126.449 penumpang datang, sementara 124.121 orang berangkat dari berbagai stasiun utama.
“Angka ini naik 14 persen dibandingkan libur panjang Kenaikan Yesus Kristus, yang hanya mencatat 220.225 penumpang,” ungkap Feni Novida Saragih, Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta.
Tak hanya sekadar angka, peningkatan ini menunjukkan tren mobilitas masyarakat yang semakin percaya pada moda transportasi kereta api. “Ini bukan hanya soal jumlah, ini tentang kepercayaan dan kenyamanan,” tegas Feni.
Dua Gelombang Penumpang KA Jarak Jauh
Libur Iduladha tahun ini menunjukkan pola unik: dua puncak arus, satu di awal dan satu di akhir liburan. Pada Kamis (5/6), tercatat 28.592 penumpang berangkat—sebuah lonjakan pembuka. Menariknya, Senin (9/6) kembali mencatat angka tinggi, yakni 27.345 keberangkatan.
Sementara itu, arus kedatangan juga memuncak dua kali: Senin (9/6) dengan 27.461 penumpang dan Kamis (5/6) dengan 25.784 penumpang. Data ini mengindikasikan bahwa masyarakat tak sekadar mudik. Banyak pula yang memilih destinasi wisata, menjadikan Daop 6 bukan hanya sebagai titik asal, tetapi juga tujuan.
“Stasiun Yogyakarta mendominasi baik dari sisi kedatangan maupun keberangkatan,” jelas Feni.
Tercatat 56.330 penumpang tiba di Stasiun Yogyakarta, lalu Stasiun Lempuyangan (26.712), Solo Balapan (23.962), dan Klaten (6.273).
Untuk keberangkatan, pola yang sama terjadi. Stasiun Yogyakarta mengantar 55.155 penumpang, Lempuyangan (25.493), Solo Balapan (21.931), dan Klaten (7.108). Fenomena ini memperkuat posisi Yogyakarta dan sekitarnya sebagai destinasi unggulan nasional.
“Daop 6 bukan lagi sekadar pintu keluar, tetapi juga gerbang wisata,” tambah Feni.
KAI Daop 6 tak tinggal diam menyambut lonjakan ini. Mereka terus melakukan evaluasi dan peningkatan layanan, terutama di masa-masa puncak seperti libur panjang Iduladha.
“Kami tak hanya fokus pada angka, tapi pada kualitas pengalaman perjalanan. Kami ingin masyarakat merasa bahwa setiap keberangkatan dari stasiun adalah awal dari perjalanan yang menyenangkan dan aman,” tutur Feni.
Komitmen ini tak main-main. Dengan armada yang terus diperbarui, jadwal diperketat, dan pelayanan ditingkatkan, KAI Daop 6 berusaha menjawab kepercayaan masyarakat.
Tak bisa dipungkiri, lonjakan 250 ribu penumpang bukan hanya bicara soal mobilitas. Ini bicara tentang denyut kehidupan, keluarga yang berkumpul, dan wisatawan yang membawa rejeki ke penginapan, warung, dan toko oleh-oleh. Selain itu, ini juga tentang Yogyakarta yang kembali hidup dalam riuh tawa dan langkah kaki.
“Terima kasih atas kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api. Kami akan terus berinovasi agar perjalanan Anda bukan sekadar perpindahan, tetapi bagian dari pengalaman yang mengesankan,” tutup Feni dengan optimistis. (ef linangkung)