
TUGUJOGJA – Stasiun Lempuyangan terus menunjukkan eksistensinya sebagai simpul transportasi strategis di jantung Kota Yogyakarta. Tidak hanya memainkan peran historis sebagai stasiun tertua, Stasiun Lempuyangan kini berkembang menjadi titik penting dalam sistem transportasi dan pariwisata.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 6 Yogyakarta mencatat lonjakan volume penumpang yang signifikan di Stasiun Lempuyangan.
Pada periode Januari hingga Mei 2025, jumlah penumpang kereta api jarak jauh dan KRL Commuterline Yogyakarta–Palur di stasiun ini mencapai 1.728.555 orang. Angka itu naik 7 persen daripada periode yang sama tahun lalu dengan jumlah 1.615.025 penumpang.
Pertumbuhan Penumpang Kereta
Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, menyampaikan bahwa peningkatan ini mencerminkan kepercayaan publik terhadap layanan transportasi berbasis rel yang terus membaik.
“Pertumbuhan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan KAI yang terus meningkat, terutama di Stasiun Lempuyangan yang kini semakin lengkap fasilitasnya dan mudah dijangkau,” ujar Feni.
KAI Daop 6 mencatat bahwa penumpang KA jarak jauh mendominasi angka tersebut dengan jumlah 1.194.516 penumpang. Sementara itu, KRL Commuterline menyumbang 534.039 penumpang selama lima bulan pertama 2025. Angka ini memperkuat posisi Stasiun Lempuyangan sebagai salah satu titik transit utama di wilayah Daop 6.
Menyikapi pertumbuhan ini, PT KAI langsung mempercepat peningkatan layanan di berbagai sektor di Stasiun Lempuyangan.
- Menata ulang ruang tunggu.
- Menambah fasilitas boarding gate dengan teknologi face recognition.
- Menyediakan air minum gratis (drinking water station).
- Melengkapi stasiun dengan ruang laktasi bagi ibu menyusui.
- Memasang sistem informasi digital perjalanan.
- Menambah kamera CCTV untuk keamanan.
- Menata area parkir dan akses pejalan kaki agar semakin ramah dan nyaman bagi semua kalangan.
“Seluruh pembenahan ini menjadi bagian dari transformasi layanan yang berorientasi pada pelanggan serta mendukung semangat integrasi antarmoda di kawasan perkotaan Yogyakarta,” tambah Feni.
Ia menegaskan bahwa peningkatan volume penumpang di Stasiun Lempuyangan menandai keberhasilan strategi layanan PT KAI dalam menjawab kebutuhan transportasi masyarakat yang semakin tinggi dan sadar akan pentingnya moda transportasi massal.
“Peningkatan ini merupakan sinyal positif terhadap keberhasilan perbaikan layanan serta membaiknya kesadaran masyarakat akan pentingnya transportasi massal yang aman dan berkelanjutan,” ujarnya.
Target KAI Daop 6
PT KAI Daop 6 menargetkan untuk terus meningkatkan kapasitas pelayanan, ketepatan waktu keberangkatan, dan kenyamanan perjalanan.
Feni memastikan bahwa Stasiun Lempuyangan akan terus memainkan peran penting sebagai etalase utama sistem transportasi publik Yogyakarta, sekaligus menjadi simpul strategis dalam mendukung konektivitas wisata dan pergerakan ekonomi rakyat.
Stasiun Lempuyangan sendiri selama ini menjadi andalan masyarakat kelas menengah dan bawah. Mayoritas layanan kereta api yang berhenti di sini merupakan KA kelas ekonomi serta KRL Commuterline yang menawarkan tarif terjangkau.
Menariknya, Stasiun Lempuyangan juga mencatat prestasi sebagai stasiun KA jarak jauh favorit kedua di wilayah Daop 6. Pada periode Januari–Mei 2025, jumlah penumpangnya berhasil melampaui Stasiun Solo Balapan yang hanya mencatatkan 1.192.665 penumpang.
Pencapaian ini memperkuat posisi Stasiun Lempuyangan sebagai titik distribusi utama arus penumpang, baik warga lokal maupun wisatawan antarwilayah.
“Data ini membuktikan bahwa Stasiun Lempuyangan memang krusial, baik untuk mobilitas warga lokal maupun sebagai pintu gerbang utama pariwisata dan komuter antarwilayah,” terang Feni.
Feni berharap inovasi KAI Daop 6 Yogyakarta dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan transportasi publik yang berkualitas dan berkelanjutan.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi dan dukungan masyarakat untuk mewujudkan sistem transportasi urban yang efisien, manusiawi, dan modern.
“Dengan dukungan masyarakat serta kolaborasi antarlembaga, kami optimis Stasiun Lempuyangan akan terus menjadi kebanggaan Yogyakarta sebagai simpul mobilitas modern yang tetap berpijak pada nilai-nilai historis dan kearifan lokal,” tutup Feni.
Melalui konsistensi dalam transformasi dan pelayanan, Stasiun Lempuyangan membuktikan diri sebagai lebih dari sekadar tempat naik dan turun penumpang. Ia kini menjadi ikon konektivitas Yogyakarta. Ikon ini memadukan efisiensi transportasi, kearifan lokal, serta daya tarik pariwisata, dalam satu kawasan dinamis dan inklusif. (ef linangkung)