
TUGUJOGJA – Dalam rangka memperingati Milad ke-108, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menegaskan komitmennya untuk mendukung ketahanan pangan nasional melalui pengembangan Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah (GLHA).
Kegiatan ini berlangsung di Desa Sidorejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulonprogo. Tema kegiatan adalah Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qaryah Thayyibah Menuju Ketahanan Nasional.
Ketahanan pangan menjadi sorotan utama mengingat Indonesia masih menempati peringkat ke-69 dari 113 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan Global (GFSI) 2022.
Tantangan Ketahanan Pangan Nasional
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, mengungkapkan bahwa sejumlah tantangan masih membayangi ketahanan pangan nasional.
- Keterbatasan lahan
- Perubahan iklim
- Minimnya regenerasi petani
- Kurangnya pengakuan terhadap peran perempuan dalam sektor pangan
“Sebagai organisasi perempuan, ‘Aisyiyah berkomitmen memperkuat ketahanan pangan melalui pendekatan berbasis komunitas dan partisipasi perempuan,” ujar Salmah.
Salah satu upaya nyata adalah GLHA yang kini telah berkembang di 100 kabupaten/kota dan akan terus diperluas hingga tingkat desa. Program ini memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman, ternak, dan ikan, guna mencukupi kebutuhan gizi keluarga dan meningkatkan ekonomi rumah tangga.
Gerakan Lumbung Hidup ini menjadi bagian dari Qaryah Thayyibah. Konsep desa unggul yang diusung ‘Aisyiyah adalah bentuk gerakan pembangunan holistik mencakup aspek pangan, ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga lingkungan.
“Gerakan ini menempatkan perempuan sebagai agen utama perubahan di desa,” tambah Salmah.
Bupati Kulonprogo, Agung Setyawan, dalam sambutannya menyatakan bahwa tema milad tahun ini mencerminkan pemahaman mendalam bahwa kekuatan pangan nasional bertumpu pada ketahanan di tingkat desa.
Ia menyambut baik pendekatan Qaryah Thayyibah karena mencerminkan pembangunan berkelanjutan yang mengandalkan kemandirian dan kearifan lokal.
Sementara itu, Sekretaris Umum PP ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, menjelaskan bahwa hasil dari Lumbung Hidup untuk pemenuhan gizi keluarga. Kemudian, mereka membagikan kepada kelompok rentan seperti anak stunting, ibu hamil dan menyusui, lansia, dan penyandang disabilitas.
Selain itu, ‘Aisyiyah juga fokus pada pemberdayaan perempuan petani, peternak, dan nelayan sebagai bagian dari upaya membangun ketahanan pangan berbasis komunitas.
Peserta Milad ke-108 ‘Aisyiyah
Resepsi Milad ke-108 ini dihadiri sekitar 1.000 peserta secara luring dan lebih dari 1.000 peserta daring dari seluruh Indonesia melalui Zoom dan YouTube.
Lokasi penyelenggaraan terpilih karena keberadaan Kelompok Wanita Tani ‘Aisyiyah Bangun yang aktif mengembangkan Gerakan Lingkungan Hidup.
Hadir dalam kesempatan ini Wakil Menteri Koperasi RI, Ferry Joko Juliantono. Ia juga menyaksikan penandatanganan MoU antara ‘Aisyiyah dan Kementerian Koperasi RI.
Dalam sambutannya, Ferry menekankan pentingnya sinergi antara gerakan masyarakat seperti Qaryah Thayyibah dan program pemerintah seperti pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.
Menurutnya, koperasi desa dapat menjadi solusi atas ketergantungan masyarakat pada pinjaman berbunga tinggi. Hal ini sekaligus memperkuat akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan, logistik, dan sarana pertanian.
“Negara harus hadir di desa untuk memberikan solusi. Koperasi desa bisa menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap kerja sama antara Kementerian Koperasi dan ‘Aisyiyah dapat mempercepat pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Milad ke-108 ini menjadi momentum penting bagi ‘Aisyiyah untuk menegaskan perannya sebagai pelopor gerakan perempuan dalam membangun ketahanan pangan nasional berbasis komunitas, kemandirian, dan nilai-nilai keadilan sosial. (ef linangkung)