
TUGUJOGJA – Pemerintah Kota Yogyakarta terus menggeber aksi nyata melalui program bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) demi mewujudkan lingkungan hunian yang sehat, aman, dan bebas dari ancaman penyakit berbahaya.
Dengan semangat gotong royong yang menggugah nurani, Pemkot bersama masyarakat, kelompok usaha, dan relawan menyasar rumah-rumah kumuh yang selama ini menjadi potensi penyebaran penyakit mematikan seperti leptospirosis dan tuberculosis (TBC).
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, langsung turun ke lapangan pada Minggu (3/8/2025), menyambangi dua rumah tak layak huni di Kampung Ponggalan, Kelurahan Giwangan, dan Kampung Dagaran, Kelurahan Sorosutan.
Ia memastikan sendiri bahwa proses rehabilitasi dimulai tepat waktu dan berlangsung secara gotong royong tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Alhamdulillah hari ini kita mulai memperbaiki dua RTLH, dan ini bisa berjalan karena gotong royong masyarakat. Tidak menggunakan dana APBD, tapi murni dari keikhlasan berbagai pihak yang ingin membantu,” tegas Hasto.
Ia menekankan bahwa program bedah rumah tak sekadar menyasar aspek estetika bangunan. Lebih dari itu, Pemkot ingin menghapus potensi lingkungan yang menjadi sarang penyakit.
Rumah kumuh, kotor, lembap, dan minim ventilasi terbukti menjadi tempat nyaman bagi tikus pembawa leptospira penyebab leptospirosis dan mempercepat penyebaran TBC di ruang tertutup tanpa sirkulasi.
“Kalau rumahnya gelap, pengap, dan kurang ventilasi, TBC bisa menyebar lebih cepat. Tikus juga senang tinggal di lingkungan kotor. Dua penyakit ini masih mengancam di Kota Yogyakarta dan harus kita atasi bersama. Rumah yang layak dan sehat menjadi syarat mutlak untuk mencegah penularan,” ujarnya
Warga Terbantu, Donatur Tergerak
Perbaikan RTLH yang dilakukan hari itu menyasar rumah milik Prayogi (58), pedagang angkringan di RT 16 RW 6 Giwangan, dan Yudianto (52), seorang buruh di RT 24 RW 07 Sorosutan.
Kedua rumah itu mengalami kerusakan parah, terutama pada bagian atap, ventilasi, dan kamar mandi—bagian-bagian krusial yang menentukan kualitas kesehatan hunian.
Prayogi mengaku sangat terharu atas perhatian yang ia terima. Ia menceritakan bagaimana atap rumah bagian depan telah pecah dan selalu bocor saat hujan, serta kondisi kamar mandi yang sudah tidak layak pakai.
“Kami terima kasih banyak sudah dibantu. Perbaikannya akan menyasar kamar mandi dan mengganti atap yang bocor. Semoga ini jadi berkah untuk semua yang terlibat membantu kami,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Yudianto bahkan sempat tak percaya saat mendengar rumahnya akan segera diperbaiki.
Ia mengungkapkan bahwa prosesnya sangat cepat. Hanya berselang satu minggu dari survei, proses perbaikan langsung dimulai.
“Minggu lalu rumah saya baru disurvei. Hari ini langsung mulai diperbaiki. Kaget tapi senang. Alhamdulillah, akhirnya rumah kami bisa jadi lebih nyaman dan sehat,” tuturnya.
Program bedah RTLH ini berjalan berkat kolaborasi berbagai pihak. Pamella Group menyumbang dana sebesar Rp40 juta. Anisku Group menyuplai 30 sak semen.
Warga sekitar pun berbondong-bondong ikut turun tangan membantu pelaksanaan pembangunan. Semangat gotong royong yang hidup dalam masyarakat menjadi kunci utama kesuksesan program ini.
Wali Kota Hasto menegaskan bahwa program ini akan digelar rutin setiap minggu. Ia meyakini masih banyak masyarakat dermawan yang hatinya tergerak untuk ambil bagian dalam aksi kemanusiaan ini.
“Kami ingin terus menggulirkan kegiatan ini. Setiap minggu kita akan bedah rumah warga yang benar-benar membutuhkan. Selama masyarakat mau bergerak bersama, semua pasti bisa kita wujudkan,” tegas Hasto.
Lewat program ini, Pemkot Yogyakarta menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kota sehat dan layak huni.
Tidak hanya membangun fisik rumah, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan, ventilasi, dan sanitasi yang baik.
Dengan makin banyaknya RTLH yang diperbaiki, risiko penyebaran leptospirosis dan TBC dipastikan menurun drastis.
Kota Yogyakarta perlahan namun pasti menuju visi besar sebagai kota bebas penyakit, kota yang tak hanya nyaman dihuni tapi juga menjamin kesehatan warganya.